Halaman

Senin, 03 Juni 2013

Cara Budidaya Tanaman Cabe Kriting

SYARAT TUMBUH
1. Tanah
  • Tanah berstruktur remah/ gembur dan kaya akan bahan organik.
  • Derajat keasaman (PH) tanah antara 5,5 – 7,0
  • Tanah tidak becek/ ada genangan air
  • Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan.
2. Iklim
  • Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan distribusi merata.
  • Suhu udara 16° – 32 ° C
  • Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar matahari cukup (10 – 12 jam)
TEKNIK BUDIDAYA
1. Persemaian
  • Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman adalah 150 – 300 gram dengan daya tumbuh lebih dari 90 %.
  • Siapkan media semai dari tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 yang dibuat bedengan setinggi ± 20 cm, lebar ± 1 m dan panjang 3-5 m serta diberi naungan dari jerami atau alang-alang/ daun kelapa.
  • Sebar benih secara merata atau ditebar dalam garikan dengan jarak antar garitan 5 cm dan ditutup tanah tipis-tipis lalu disiram. Pertahankan kelembaban tanah tetap baik agar biji cepat tumbuh
  • Setelah bibit berumur 10 hari, maka dilakukan pengkokeran untuk memudahkan penanaman dan mencegah kematian pada waktu tanaman dipindahkan. Sebagai koker dapat digunakan daun pisang , daun kelapa atau kantong plastik. Bibit yang telah dikoker ditempatkan dibawah naungan persemaian.
  • Sekitar lima hari sebelum bibit dipindahkan naungan pada persemaian dibuka atau dikurangi supaya bibit terbiasa kena sinar matahari.
2. Pengolahan Tanah
  • Satu minggu sebelum tanam lahan sudah siap, meliputi mencangkul/ bajak dan pembuatan bedengan.
  • Ukuran bedengan tinggi ± 30 cm, lebar 1-1,5 m dan panjang sesuai kebutuhan petakan dengan j arak antar bedengan + 30 cm.
  • Berikan pupuk kandang dengan dosis 20-30 ton/ ha.
  • Bila dipergunakan mulsa dari plastik dapat dipasang setelah dilakukan pemupukan pupuk kandang den bile dipergunakan mulsa dari limbah tanaman seperti dang-slang den sisa-sisa tanaman dapat diberikan setelah penanaman bibit.
3. Penanaman
  • Bibit dapat dipindahkan pada umur 28-35 hari setelah semai dengan daun 5 – 7 helai.
  • Pilih bibit yang tinggi den besarnya seragam. Tanam bibit dengan posisi tegak dan tekan sedikit tanah disekeliling batang tanaman.
  • Siram tanaman secukupnya setelah tanam den penyiraman berikutnya dilakukan
2 hari sekali bila tidak ada hujan.
4. Pemupukan
  • Diberikan dengan dosis den aplikasi sebagai berikut:
  • Pupuk kandang 20 ton / ha.
  • Aplikasi seminggu sebelum tanam.
  • Urea 150 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi.
  • ZA 400 kg/ ha. Umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi.
  • TSP – 36 : 150 kg/ ha, aplikasi seminggu sebelum tanam.
  • KCL :100 kg/ ha, umur 3,6,9 minggu setelah tanam dengan dosis 1/3 setiap aplikasi.
  • Untuk lebih meningkatkan hasil dapat diberikan pupuk pelengkap cair Tress dengan dosis 500 1/ ha, pada umur 20 hari setelah tanam. Umur 30 hari setelah tanam 500 liter /ha. Umur 40 hari setelah tanam 500 liter /ha dan 50 hari setelah tanam 500 liter /ha.
5. Pemeliharaan
  • Lakukan penyulaman bile ads tanaman yang mati pads pagi/ sore hari.
  • Pemasangan ajir dapat dilakukan pada saat penanaman atau setelah tanaman setinggi 30 s/d 50 cm dan langsung diikat, panjang ajir + 1,5 m.
  • Siangi pertanaman sebelum dilakukan pemupukan bila terdapat gulma.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
  • Hama dan penyakit yang wereng menyerang tanaman cabe adalah hama kutu, daun persik, ulat, grayak, hama trips, penyakit busuk buah, bercak daun dan busuk batang.
  • Untuk Hama Kutu Daun Persik dapat dipakai Curacron , Tohuthion.
  • Hama ulat Grayak digunakan Methrin, Dimilin dan Atabron
  • Hama Trips digunakan Nogos, Nuracran, Malathion.
  • Penyakit Bercak Daun, Busuk Batang dan Busuk Buah digunakan Antracol, Dithane, M-45, Cupapit, Dipolatan AF.
7. Panen
  • Panenlah cabe, bila cabe warna buahnya lebih dari 60 % (Warna buah masih belang hitam).
  • Pemanenan dapat dilakukan setiap 3-5 hari sekali secara terus menerus sampai tanaman tidak menghasilkan.
  • Sewaktu panen sertakan tangkai buahnya, lakukan secara selektif dan hati – hati agar bunga, buah agar batang tidak rontok/ rusak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar